sebenarnya aku tidak suka dengan sebutan 'cita-cita' ini mengingat kata tersebut identik dengan 'angan-angan masa kecil' yang berkaitan dengan profesi di masa depan saja. Aku lebih suka menyebutnya mimpi. Mimpi yang bebas, bermacam-macam, dan tak berbatas. Mimpi yang acapkali hadir dalam tidur seseorang. Semua orang ingin menjadi aktor utama dalam mimpi indah meskipun pada kenyataannya tidak selalu demikian. Terkadang mereka berperan dalam mimpi buruk yang sama sekali tidak mereka harapkan. Beritahu aku jika ada satu orang di dunia ini yang tidak pernah bermimpi. Meskipun tidak semua keinginan kita terpenuhi, namun mimpi indah tentang hal-hal yang kita harapkan setidaknya mampu membuat kita tersenyum saat bangun.
Semua orang punya mimpi bukan?
Aku tidak mengkerdilkan makna mimpi hanya sebagai bunga tidur saja, tetapi semua yang kita inginkan dan sampai detik ini belum tercapai adalah mimpi. Ya, semua orang pernah bermimpi. Semua orang punya mimpi. Mimpi bertemu dengan gadis cantik, punya jabatan tinggi, berkenalan dengan gadis cantik, punya mobil mewah, menikah dengan gadis cantik, punya rumah dengan dua kolam renang di halaman belakang, punya anak-anak yang lucu dari istri cantik, hidup bahagia sampai tua, sampai anak-anak tumbuh dewasa, punya cucu, cicit, dan mati dengan cara baik-baik diatas kasur empuk. Siapa yang tidak mau?
Apakah aku punya mimpi?
Jika kalian bertanya apakah aku mempunyai mimpi, alangkah lebih baik pertanyaan itu dirubah menjadi "seberapa banyak mimpi yang kamu punya?" aku akan menjawab "Pernahkah kalian tahu berapa jumlah burung yang ada di dunia ini?" begitulah mimpiku, sangat banyak namun tak pasti. Terbang ke segala penjuru. Hinggap di satu tempat namun tidak untuk menetap.
Banyak orang berkata burung-burung itu tidak memiliki tujuan dan mereka salah besar. Jika tanpa tujuan, lalu mengapa Tuhan menciptakan burung-burung itu?
Semua orang punya mimpi bukan?
Aku tidak mengkerdilkan makna mimpi hanya sebagai bunga tidur saja, tetapi semua yang kita inginkan dan sampai detik ini belum tercapai adalah mimpi. Ya, semua orang pernah bermimpi. Semua orang punya mimpi. Mimpi bertemu dengan gadis cantik, punya jabatan tinggi, berkenalan dengan gadis cantik, punya mobil mewah, menikah dengan gadis cantik, punya rumah dengan dua kolam renang di halaman belakang, punya anak-anak yang lucu dari istri cantik, hidup bahagia sampai tua, sampai anak-anak tumbuh dewasa, punya cucu, cicit, dan mati dengan cara baik-baik diatas kasur empuk. Siapa yang tidak mau?
Apakah aku punya mimpi?
Jika kalian bertanya apakah aku mempunyai mimpi, alangkah lebih baik pertanyaan itu dirubah menjadi "seberapa banyak mimpi yang kamu punya?" aku akan menjawab "Pernahkah kalian tahu berapa jumlah burung yang ada di dunia ini?" begitulah mimpiku, sangat banyak namun tak pasti. Terbang ke segala penjuru. Hinggap di satu tempat namun tidak untuk menetap.
Banyak orang berkata burung-burung itu tidak memiliki tujuan dan mereka salah besar. Jika tanpa tujuan, lalu mengapa Tuhan menciptakan burung-burung itu?
Begitu juga dengan mimpiku, meskipun seringkali aku kehilangan arah karena saking banyaknya mimpi yang kumiliki, akan tetapi satu hal yang aku tidak pernah kehilangannya dan semoga tidak akan pernah hilang... adalah bahwa aku punya Tuhan. Aku memiliki Dia seutuhnya sebagaimana Dia memiliki aku sepenuhnya. Namun perbedaan kita adalah Dia berkuasa atasku sepenuhnya, tetapi aku tidak berkuasa atasNya sedikitpun.
Aku yakin ada alasan mengapa Tuhan menitipkan mimpi-mimpi itu. Karena tidak semua mimpi mesti terwujud mengingat manusia yang tak mampu hidup 1000 tahun.
Namun Tuhan punya rencana...
Apakah aku hanyalah seorang pemimpi?
Pemimpi sejati adalah mereka yang berusaha keras mewujudkan impian terbesarnya. Namun aku bukanlah pemimpi sejati itu karena ada sebagian mimpi yang kuabaikan, kuanggap tak ada, dan akhirnya hilang begitu saja.
Putus asa? Hanya orang-orang yang putus dari rahmat Tuhanlah yang bertindak demikian. Tak sedikitpun keinginan untuk masuk ke dalam golongan mereka.
Aku yakin ada alasan mengapa Tuhan menitipkan mimpi-mimpi itu. Karena tidak semua mimpi mesti terwujud mengingat manusia yang tak mampu hidup 1000 tahun.
Namun Tuhan punya rencana...
Apakah aku hanyalah seorang pemimpi?
Pemimpi sejati adalah mereka yang berusaha keras mewujudkan impian terbesarnya. Namun aku bukanlah pemimpi sejati itu karena ada sebagian mimpi yang kuabaikan, kuanggap tak ada, dan akhirnya hilang begitu saja.
Putus asa? Hanya orang-orang yang putus dari rahmat Tuhanlah yang bertindak demikian. Tak sedikitpun keinginan untuk masuk ke dalam golongan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar