Selasa, 20 Desember 2016

Suara Anak Sastra

Masih dalam gelap yang sama, hitam;
Kami bergelut dengan segala macam pikiran mengenai kehidupan dan orang-orang.
Melihat tali temali maha rumit yang mengikat jaring-jaring realita.
Dan jaring-jaring itu sendiri bersimpul mati. Semuanya berasal dari serabut yang kuat lagi tebal, rumit, sepintas terlihat sederhana namun sukar dijelajah.
Maafkan jika kata-kata kami menggelitik pikir kalian. Membuat kalian merasa jijik dan menganggap kami adalah orang-orang berlebihan kurang kerjaan dengan bahasa yang sulit dimengerti.
Kami adalah kami.
Dengan segala pemikiran dan tingkah laku kami. Juga dengan perasaan yang lebih peka ketimbang yang lain.
Acapkali satu dua tiga cekcok kami alami diantara golongan kami. Kendati demikian, kami tetaplah kami.
Dengan segala ekspresi diri yang menurut kalian sekedar cari sensasi.  Tau apa kalian?
Jika kalian mengetahui dilemanya kami; berada dalam ruangan kaku dan dingin yang justru didalamnya memaksa kami untuk bergerak bebas. Sebuah paradoks yang menjadi tulang ikan dalam tenggorokan kami.
Masih dalam gelap yang sama; hitam. Bahkan kami berpikir,  jika gelap adalah hitam lalu terang itu apa?

Minggu, 18 Desember 2016

Let’s Go Around the World!



One time I wrote a status on facebook pages with like this:
This holiday where should I go? It would be nice if I become a backpacker so could travel around the world. Feel the cold at st. Basil in Russia, come to white house in the USA, see a romantic sense in Paris, Take a picture in a buckingham, then ... Fly to Middle Eastern smell the Hajar Aswad in Makkah, pray in Nabawi mosque, see the painting Virgin Mary in Hagia Sophia, sweating in the Sahara desert, take a selfie in Sphinx, dinner at Alexandria Beach in Egypt.. and the next day fly to Mumbai, India. Danced with the cobra and the Indian elephant, walk along the 'Great Wall' in China, picking cherry blossoms in Tokyo, lunch in Korea and taste kimchi, then fly to Thailand in order to kill the curiosity in tasting tomyam, take a rest in the twin towers of Petronas, go to Singapore to see the Merlion statue, and finally return to my homeland, Indonesia, the paradise of the world - Wake up from a dream, then trying to make the dream really happen ...
Who does not want to travel around the world? Go around the world and spread a lot of goodness is the dream of many people.  We can share stories and experiences to new friends in different countries. We can also take the positive values ​​of their culture.
Who does not want to travel around the world? How great person ever to do so. Moreover, currently it supported by social media that allows us to share the experience with friends and show them that we are in a different country. Look how great we are!
Foreign language is the foundation to pursue the wish. Learning foreign language is currently very substansial. Such as English, German, French, Korean, Japanese, Chinese, and Arabic. Languages ​​mentioned are popular languages today. USA, England, Germany, and France are the countries which the most targeted for continuing the study because these countries have an excellent education system.  Japan, Korea, and China are countries known for influential economic sector in the world, especially in Asia itself. If we master one of the three languages ​​are then not a few companies that will accept us. Arabic is the language of the Qur'an. When we master the Arabic language, we will understand the contents of the Qur'an and not misinterpret this holy book. Islamic religious literature laden with his books. If we master the Arabic language will have no difficulty in reading these books.
How substantial foreign languages are, so to become a ‘traveller’ is an easy thing if we master the languages mentioned above. If you do not like to memorise so many vocabularies in different languages ​​just focus to only one of the foreign languages ​​for example English. The most fundamental thing in mastering the language is interest in the language itself. Language represents a nation or culture. Therefore if we want to learn English for example we have to make our heart feel attracted to everything about English at first: language, culture, artworks, music, and whatever related to English. This also applies to all languages. If you have a sense of love and interest, it is not hard to learn the language. So then learning a foreign language becomes very pleasant even a necessity.
Do you have a dream to explore the world? So what are you waiting for? Practice makes Perfect, preparation makes perfection. Do it right now!


Baca, yuk!

“Menurut data dari The Organization for Ecocomic Co-operation and Development (OECD), budaya membaca masyarakat Indonesia berada di peringkat teredah di antara 52 negara di Asia.
Unesco melaporkan pada 2012 kemampuan membaca anak-anak dalam setahun rata-rata menghabiskan 25 buku, sedangkan Indonesia mencapai titik terendah: 0 persen.
Artinya, drai 1000 anak Indonesia, hanya satu yang mampu menghabiskan satu buku dalam setahun.
Ini persoalan penting, ini perkara genting. Soal  minat baca memang terlihat tidak semendesak soal energi atau pangan. Tapi bagaimana menyiapkan masa depan negeri ini jika tingkat literasi begitu rendah?” Begitulah kata Najwa Shihab dalam harian Kompas, 18 Agustus 2016 bertepatan dengan hari aksara internasional.
                Tanpa kita sadari negara kita menduduki peringkat paling rendah dalam minat baca dan tulis. Ini bukan persoalan sepele mengingat sebuah peradaban bisa dilihat maju atau tidaknya dari minat masyarakatnya akan literasi. Jika hal yang paling mudah seperti membaca saja masih rendah, bagaimana dengan memperbaiki negara? Jika masyarakatnya malas membaca bagaimana dengan memperbaiki pemerintahan? Jika masyarakatnya lebih asyik memainkan gadget dan belanja barang-barang bermerk ketimbang membaca buku, bagaimana dengan memperbaiki perekonomian negara?
                Membaca memang tidak membuat yang lapar menjadi kenyang. Akan tetapi lebih dari itu, membaca buku dapat menambah wawasan seseorang bagaimana menyikapi persoalan ekonomi seperti kemiskinan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
                Mungkin, salah satu penyebab rendahnya kebiasaan membaca di negara kita adalah pola pikir masyarakatnya yang menganggap bahwa membaca itu tidak penting. Lebih baik kerja keras, banting tulang sehingga menghasilkan uang ketimbang duduk nyaman sambil membaca buku. Ya, pola pikir ini sekilas biasa saja. Tapi tentu saja tidak sebiasa itu.
                Kita kenal dengan Soekarno, BJ. Habibie, Gus Dur, Quraish Shihab, dan tokoh-tokoh besar lainnya yang hidup di negara kita. Mereka adalah orang yang mnghargai ilmu. Begitu menghargainya mereka sangat mencintai buku. Kegemaran mereka akan membaca tidak perlu ditanyakan lagi. Lantas kita? Orang-orang biasa saja pantaskah berbicara bahwa membaca itu tidak penting? Apakah kita tidak terlihat sombong dengan mengatakan hal seperti itu?
                Wahyu pertama yang diturunkan Allah melalui malaikat Jibril kepada RasulNya adalah ‘Iqra’ yang berarti ‘bacalah!’. Satu kata ini merupakan kata kerja tanpa subjek maupun objek sebelum dan sesudahnya. Sehingga dalam bahasa Arab sendiri kata ini merujuk pada kalimat perintah. Sudah barang tentu Allah menurunkan ayatNya dengan kata ‘Bacalah!’ bukan tanpa alasan. Mengapa ayat yang diturunkan pertama bukan ‘Sembahlah’ atau ‘Sholatlah’?
                Tentu saja karena membaca merupakan pondasi awal untuk menciptakan manusia yang beradab dab beriman. Beradab berarti memiliki pola pikir cerdas, mengetahui nilai dan makna, bisa membedakan mana yang baik dan benar, dan berlaku baik terhadap orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan beriman berarti memercayai apa yang tidak terlihat dengan mata. Adapun puncak beradab dan berimannya manusia adalah ketika ia sadar bahwa dirinya ada yang menciptakan, ketika ia sadar bahwa ada yang melebihi dirinya yaitu Allah.
                Ya, tentunya kebiasaan membaca tidak dapat dipaksakan begitu saja apalagi kepada para orang dewasa. Tapi bukan tidak mungkin jika kebiasaan membaca ini dibiasakan sesegera mungkin. Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Untuk para orang tua sebaiknya sudah mengenalkan buku-buku kepada anak-anaknya sejak usia dini, sehingga anak-anak akan terbiasa dengan membaca nantinya.

                Berbahasa berarti berbudaya. Berbudaya berarti memiliki peradaban. Peradaban yang besar terbentuk karena budaya yang kuat. Budaya yang kuat mencerminkan masyarakat yang cerdas. Cerdas berbudaya, bersosial, berpendidikan, berniaga, bekerja, dan beragama. Dan semua itu terwujudkan jika masyarakatnya memiliki minat baca yang tinggi.

Reading Habit for Civilized Society



"According to data from the Organization for Ecocomic Co-operation and Development (OECD), the reading culture of Indonesian society is the lowest rank among 52 countries in Asia. In 2012 Unesco reported that a child has an ability to spent 25 books in a year, while Indonesia reached the lowest point: 0 percent. It means, from 1,000 Indonesian children, only one is able to spend one book in a year. This is a substansial issue, this critical case. The roblem of interest in reading probably is not as significant as about energy or food. But how to prepare the country's future if the literacy rate of the society is so low?"  Said Najwa Shihab in Kompas Daily, August 18, 2016 coincided with the international literacy day.
Without us knowing our country was ranked the lowest in reading and writing. This is not a trivial issue considering a country can be seen whether developed or developing from the interest of literacy. If the easiest things such as read only still low, how to improve the country itself? If people are lazy to read how to improve governance itself? If society is more fun to play gadget and shopping branded goods rather than read a book, how to fix the country's economy itself?
Reading did not make that hunger be satisfied, but more than that reading a book can add insight to someone how to address economic problems such as poverty so he/she can fix it in a real life with the ways written in the book.
Perhaps, one of causes of the low reading habits in our country is the mindset of people who think that reading is not important. Better work hard to make money rather than sit comfortably while reading a book. Yes, this mindset is casual glance. But of course it's not as casually like that.
We are familiar with Soekarno, BJ. Habibie, Gus Dur, Quraish Shihab, and other great figures who live in our country. They are the ones who appreciate science. Give them a book they love. They’re reading so many books so they can be a great figures be like. So we are? Only ordinary people how dare to say that reading is not important? Don’t we look arrogant to say such a thing?
The first revelation which Allah revealed through the angel Gabriel to His Messenger Muhammad is 'Iqra' which means 'read'. This one word is a verb without a subject or object before and after. Thus, in the Arabic language itself it refers to the command line. Why is the first verse revealed not the word 'worship' or 'go pray' maybe? Of course, God sent down His verses with the word 'Read!' Is not without reason.
Actually reading habit is an early foundation for creating a civilized men and faithful. Civilized men means society who have an intelligent mindset, knows the value and meaning, can distinguish between which is the true and false one, and make anything useful to the people and environment around them. And faith means believing what is not visible to the eye. The climax of faith of civilized man is when he realized that he was created by The Great One, when he realized there is something greater than him and it’s the Highest one, it is God.
The reading habit actually can not be enforced for granted especially to the adults. But it is not mean impossible to do. Never too late to learn and so something goodness. And for parents should be better to introduce books to children from an early age, so that the children will get used to read later.
Speak means cultured. Cultured means it has civilization. Great civilizations are formed because of a strong culture. A strong culture reflects the intelligent human being. Intelligent in science, social, education, economy, and religion. And all of them will happen if the people have a high interest in reading.


Cerpen: SURGA DUNIA



Kulihat jam tangan dengan latar bergambar peta dunia kesayanganku. Pukul tujuh lewat tiga puluh satu menit. Hei, bukankah acara seharusnya sudah dimulai? Bahkan sudah lewat satu menit dari jadwal yang kulihat di sebuah pamflet berbahasa Inggris. Apa mungkin aku salah lihat? Tidak, aku yakin tak salah barang satu angka pun. Acaranya akan dimulai pada pukul setengah delapan. Kunaikan resleting sweater hoodie abu-abu kesayanganku sehingga menimbulkan bunyi yang khas. Malam ini angin cukup berhasil membuat aku berbuat demikian dibandingkan malam-malam sebelumnya. Di Moskwa sana pada bulan Oktober, dinginnya berlipat tiga ganda dari dinginnya Indonesia. Tak cukup dengan hoodie untuk menghangatkan tubuh. Namun Oktober sekarang aku memutuskan untuk menghabiskan musim dingin di negara khatulistiwa ini. Bukan karena aku tak kuat dengan dinginnya Moskwa, melainkan karena rasa penasaranku terhadap negara ini yang memiliki banyak budaya dan bahasa daerah. Surga dunia pula kata penduduk pribuminya.
            Lampu panggung dinyalakan. Disusul dengan lampu dari setiap candi Prambanan yang menampilkan kesan artistik bangunan peninggalan kerajaan Hindu itu. Gemintang yang tak ada keinginan dalam diri untuk menghitung jumlahnya seakan berteriak hore karena lampu candi dinyalakan. Jika Aristoteles menyaksikan seperti aku menyaksikan semua pada saat ini mungkin kata Prambanan dan Jawa akan termaktub dalam setidaknya salah satu tulisannya.
            Suara salah satu alat musik yang aku yakin bahwa itu dibunyikan dengan cara dipukul menggema ke seluruh penjuru. Penonton diam. bahkan hanya untuk sekedar berbisik pun enggan. Tersihir dengan suara Doom yang akhirnya kuketahui bahwa alat itu bernama gong setelah aku bertanya pada pemuda yang duduk disampingku. Sepertinya mahasiswa. Bahasa Inggrisnya lebih dari fasih. Jurusan sastra Inggriskah? Atau hanya pernah ikut kursus seperti orang-orang non-kaukasia lainnya yang berusaha untuk bisa bahasa Inggris demi kepentingan masing-masing. Kulihat dari ransel yang ia kenakan dan buku catatan yang ia pegang. Ia kemudian menulis, entah apa.
            Alunan musik itu menciptakan rasa magis dan sakral di lidah penonton yang kelu. Suara gong dan alat musik lainnya yang entah apa namanya membuat bulu romaku bersitegang. Mataku hanya berkedip barang dua menit sekali. Bukan, bukan karena pertunjukkan secara keseluruhan. Karena mata itu. Mata itu yang membuat mataku tidak berkedip dalam jeda waktu yang lebih lama dari biasanya. Mata dengan bola mata hitam sempurna dan alis yang menukik setajam cakar garuda. Apakah semua gadis jawa demikian adanya? Kulihat gadis-gadis lainnya yang menari bersama, sama cantiknya, sama luwesnya, sama anggunnya. Namun yang satu itu nampak tak sama meskipun mereka menari dengan gerakan yang serupa.
            Pertunjukkan selesai. Dalam hati aku merutuk kecewa karena ini sebentar sekali. Pertunjukkannya baru dimulai beberapa menit yang lalu bukan? Kulihat jam tangan peta duniaku. Pukul sepuluh malam. Akhirnya aku tersadar, sebenarnya yang tidak waras adalah diriku. Karena gadis Jawa itukah? Penonton mulai meninggalkan tempat tanpa dititah.
            “Namanya tari serimpi, tuan. Tari yang merepresentasikan anggun dan cantiknya burung merak namun susah untuk ditangkap.” Kata mahasiswa disebelahku itu tanpa ditanya. Sudah kubilang bahwa bahasa Inggrisnya lebih dari fasih. Aku menoleh padanya menunjukkan wajah heran.
            “Oh maaf sekiranya saya tidak sopan tuan, namaku Legi Sadewo. Panggil saja Legi.” Aku menjabat tangannya dan kurasakan genggaman salamnya cukup kuat untuk ukuran orang asia.
            “Namaku Ferdinand Koroskov.” Kataku kemudian tersenyum.
            “Sepertinya Tuan tertarik dengan pertunjukkan ini. Ah, tapi saya pikir anda lebih tertarik dengan angsa daripada merak.” Katanya kemudian tertawa renyah. Hei, siapa pemuda ini? Bagaimana ia tahu bahwa aku berasal dari Russia? angsa yang ia maksud tentu saja tari ballet bukan?
            “Hahaha. Sepertinya kamu tahu aku berasal dari mana.”
            “Dari namamu, tuan Koroskov.”
            “Kau jurusan sastra? Seni?”
            “Bukan mahasiswa, Tuan. Namun Tolstoy adalah salah satu yang ku kagumi.” Katanya dengan mantap tak ada keraguan. Aku menarik kesimpulan bahwa ia akan menjadi teman yang mengasyikkan.
            “Ah, sepertinya kau penikmat sastra. Tahu tempat yang nyaman dan buka sepanjang malam untuk berbincang?” Tanyaku.
            “Ikut saya, Tuan.” 
             Legi membawaku ke sebuah kafe ‘Bengawan Solo’. Alunan musik keroncong mengalun pelan menciptakan suasana klasik yang kuat. Di kafe Legi menceritakan semuanya. Tentang sungai Bengawan Solo, musik keroncong, dan sang maestro Ki Gesang.
            “Aku penikmat musik keroncong terutama karya Ki Gesang yang satu ini.” Kata Legi kemudian meneguk kopi arabika yang kami pesan.
            “Kau suka musik, tuan?”
            “Sangat suka. Jika kau berkunjung ke rumahku di Moskwa, kau pasti bakal tidak percaya bahwa itu sebuah rumah.” Jawabku dengan antusias. Semangatku bangkit begitu Legi menanyakan soal musik.
            “Aku penggemar musik klasik. Zaman Barok dan Romantik. Mozart dan Betethoven adalah dua dewa yang ku kagumi dalam bidang ini. Aku juga mengoleksi beberapa piringan hitam dan jenis gramofon. Semuanya serba klasik. Rumahku lebih terlihat seperti museum musik.”
            “Menyenangkan sekali kedengarannya. Tentu tuan bisa memainkan alat musik.” Katanya sambil memberi isyarat padaku ke arah grand piano di pojok kafe. Dapat dipahami maksudnya. Ia menantangku secara tidak langsung. Aku segera beranjak dari kursi menuju grand piano. Duduk senyaman mungkin dan memainkan The Magic Flute karya sang maestro Wolfgang Amadeus Mozart. Sambil memainkannya mataku terpejam. Meskipun tak melihat aku yakin semua mata yang ada di kafe ini tertuju kesini. Seorang bule sedang memainkan musik yang terdengar asing bagi mereka. The Magic Flute selesai. Pengunjung kafe bertepuk tangan riuh.
            “Luar biasa. Sangat senang bisa berjumpa dengan anda tuan Koroskov.” Kata Legi sambil bertepuk tangan.
            “Ferdo, panggil saja aku Ferdo supaya lebih akrab.”
            Berawal dari dua orang asing yang tak saling kenal karena perbedaan ras, budaya, dan bahasa, kini kami seperti dua sahabat yang sudah lama tak bersua. Kami memiliki banyak kesamaan. Sama-sama penikmat seni dan sastra. Legi berusia empat tahun lebih muda dariku. Ia merupakan seorang wartawan sekaligus penulis. Kegemarannya akan membaca buku dan menulis membuat ia berhasil mendapatkan posisi itu meskipun tak pernah merasakan bangku kuliah.
            “Awalnya aku mengirimkan sebuah artikel di koran nasional yang cukup terkenal dan diterima dengan respon yang sangat baik. Kemudian ditawarkan untuk menjadi kolumnis tetap yang mengisi satu kolom bertemakan sastra dan budaya. Sampai sekarang pun masih menjadi kolumnis, namun rasanya bosan jika hanya menulis saja. Dan akhirnya aku mengajukan diri menjadi wartawan.”
            “Usiamu masih muda dan kau kini menjabat sebagai wartawan dan penulis sekaligus. Sangat hebat, kawan!” Aku salut padanya. Yang dipuji hanya tertawa.
            “Oh ya, sepertinya kau suka tarian tadi. Jika mau aku bisa mengajakmu ke sanggar tempat para penari itu berlatih.”
            Entah mengapa darahku berdesir mendengar ajakannya. Teringat pada salah seorang penari tadi yang menyihirku menjadi lupa waktu.
            “Dengan senang hati.” Kataku mantap. Kami bertukar nomor whatsapp.

            Lima belas menit aku menunggu di halte. Kami sepakat untuk bertemu disini. Legi belum nampak batang hidungnya. Bau asap rokok tercium langsung olehku. Berasal dari lelaki tua dengan sekotak kardus dipangkuan. Entah apa isinya. Lelaki itu sekilas memperhatikan penampilanku. Terlihat sangat ingin menyapa namun khawatir salah ucap. Dalam hati ini berniat menegur namun khawatir si kakek tak paham.
            “Selamat pagi, tuan Ferdo. Maaf membuatmu menunggu. Orang barat memang selalu lebih tepat waktu ya.” Katanya kemudian tertawa.
            “Ah, tak apa. Banyak hal yang ku perhatikan selama menunggu. Menarik.”
            Kami menaiki bus kota menuju tempat yang kuharap disana berjumpa dengan gadis itu. Saat ini kusebut sajalah ia sang penari. Di perjalanan Legi menceritakan banyak hal. Segala sesuatu tentang negeri ini ia ceritakan. Sejarah, seni, budaya, dan bahasa menjadi topik utamanya.
            “Indonesia mempunyai lebih dari seribu bahasa daerah. Bayangkan tuan, lebih dari seribu! Tapi dari Sabang sampai Merauke kami berbahasa ibu hanya satu, tuan. Bahasa Indonesia. Yang menyatukan kami hingga saat ini.” Kata Legi dengan antusias dan obrolan kami berhenti karena Legi memberi isyarat kepadaku untuk turun. Kami sudah sampai.
            Kami memasuki gerbang kayu bertulisan ‘Sanggar Tresno’ diatasnya. Melewati jalan yang terdiri dari kumpulan batu alam. Rumput dan bunga di kanan-kiri menyambut kedatangan kami. Bangunan sanggar yang terbuat dari kayu jati yang dipernis membuat mataku tak bosan menatapi setiap guratan-guratan alami pada dindingnya.     
            “Selamat datang Tuan Koroskov.” Seorang wanita dengan setelan kebaya hijau muda tiba-tiba muncul dari balik pintu bangunan ini. Rambutnya disanggul besar memberi kesan bahwa ia adalah wanita bersahaja. Uban putih terlihat beberapa baris diantara rambut hitamnya. Tunggu, Bagaimana ia tahu namaku?
            “Ah, seharusnya kau tanyakan itu pada Legi. Legi yang memberitahu bahwa kau akan datang. Perkenalkan namaku Nyimas.” Wanita ini menangkap wajah heranku. Kami bersalaman. Logat jawanya tak bisa disembunyikan meskipun dengan bahasa Inggris.
            “Senang berjumpa dengan anda, nyonya Nyimas.”
            “Mari, silahkan masuk.”
            Perempuan itu menuntun kami ke ruang tamu di belakang. Ruang tamu seolah sengaja diposisikan demikian. Karena dari jendela di ruangan ini, aku bisa melihat sekelompok gadis sedang latihan menari. Aku mencari-cari sosok ‘sang penari’ namun tak kudapat dia diantara mereka.
            ”Nyonya. Siapakah gadis yang paling pandai menari diantara gadis-gadis yang lain?” Tanyaku lancang.
            “Mengapa tuan bertanya demikian?”
            Bodoh. Pertanyaan macam apa pula itu. Seperti tak ada pertanyaan yang lain saja.
            “Kalau berkenan, aku ingin mewawancarai gadis itu.” Alasan itu keluar dari mulutku secara spontan. Luar biasa.
            “Tunggu sebentar.”
            Perempuan itu meninggalkan ruang tamu. Legi terlihat sedang mangamati beberapa lukisan yang terpajang di ruang tamu. Semenjak kami tiba di tempat ini ia lebih banyak diam.
            “Hey bocah bandel, kenapa kau tak bilang kakak bahwa kau ingin kemari?”
            Sosok itu datang secara tiba-tiba. ‘Sang penari’ yang menyihirku menjadi lupa waktu.
            “Lebih baik aku bilang langsung ke Nyonya Nyimas daripada ke gadis galak seperti kakak. Pantas saja sampai saat ini tak ada lelaki yang mau dekat-dekat dengan kakak. Huh. Galak sekali macam....”
            “Macam apa....?”
            “Ah perkenalkan kak, ini tuan Ferdinand Koroskov dari Russia.”
            Tunggu, Jadi gadis ini? Gadis yang mengatur jeda kedipan mataku ini adalah kakak dari bocah ini? Gadis itu tertunduk malu setelah menyadari bahwa sejak tadi ada orang lain selain adiknya di ruangan ini, terlebih orang itu adalah bule.
            “Maaf Tuan, aku kelepasan. Perkenalkan namaku Puspita Sadewi. Panggil saja Dewi. Kakak dari bocah bandel yang bersama tuan saat ini.” Katanya dalam bahasa Inggris berlogat Jawa.
 Kejadian malam itu terulang kembali namun kali ini berlipat-lipat rasanya. Sentuhan tangannya yang menyalamiku terasa tak cukup sampai dikulit namun sampai ke jantung. Rasanya ingin melompat dan berteriak saja.


Sudah hampir lima jam aku menunggu di depan ruang operasi dengan was-was lagi penuh harap. Aku tidak bisa tenang. Aku sangat berharap operasinya  berhasil sehingga Marry bisa sembuh dan kembali seperti Marry yang ku kenal dulu. Marry yang periang. Yang selalu bisa membuatku tertawa disaat cemas sekalipun. Namun kali ini tak ada yang mampu menghilangkan rasa cemas ini. Pintu ruang operasi dibuka. Dengan cepat aku menghampiri dokter.
“Bagaimana operasinya dok?”
“Masuk ke dalam, dia membutuhkan dukunganmu.” Kata dokter itu dingin. Dengan gerakan secepat rusa aku masuk kedalam ruangan. Menghampiri kekasihku yang kini tergolek tak berdaya di atas kasur rumah sakit dengan berbagai macam alat bantu yang berusaha keras membuatnya agar tetap bisa bernafas.
“Ferdo, aku sudah tidak kuat lagi. Biarkan aku kalah. Kanker ini terlalu kuat. Bukankah mengalah itu tak berarti kalah?” Entah mengapa hati ini terasa perih mendengar kalimatnya barusan. Aku menangis.
“Sayang, pernikahan kita tinggal beberapa bulan lagi. Kamu harus bisa bertahan.”
“Tidak. Aku.. Aku berjanji sayang, akan mengirimkanmu seorang bidadari titisan dewi Venus  yang datang dari surga. Aku janji....... Dengarkan baik-baik Ferdo, aku jan...ji...”
Tangisku meledak. Itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan Marry. Aku tak paham betul maksudnya.   
Sejak saat itu hidupku tak bersemangat. Aku menjadi orang linglung. Tak tahu arah. Hingga akhirnya aku mencoba untuk bangkit. Melupakan segalanya dan mencoba membuka halaman baru. Aku pergi melancong ke berbagai negara di dunia untuk memperbaiki suasana hati.

Sudah hampir satu jam aku menunggu di depan ruang operasi dengan was-was lagi penuh harap. Aku tidak bisa tenang. Aku sangat berharap persalinannya berjalan dengan lancar. Pintu ruang persalinan dibuka. Dengan cepat aku menghampiri dokter. 
“Bagaimana persalinannya dok, berhasil?”
“Tengoklah kedalam, bayinya perempuan.” Kata dokter itu disertai senyuman ramah. Dengan gerakan secepat rusa aku masuk kedalam ruangan. Menghampiri istriku yang kini tergolek lemas diatas kasur rumah sakit. Meskipun demikian ia berusaha untuk tersenyum menyambut kedatanganku.

Pertemuanku dengan Dewi di sanggar Tresno membuatku tersadar bahwa Marry telah menepati janjinya. Dewi adalah sosok gadis jawa yang periang persis seperti Marry hanya dalam bentuk dan budaya yang berbeda. Dewi adalah gadis yang baik, ramah, namun tegas. Tepat seperti janji Marry, Dewi adalah titisan Venus. Sejak peristiwa disanggar, kami sering bertemu dari hanya sekedar berbincang seputar kebudayaan masyarakat Jawa sampai masalah pribadi. Aku mengajaknya untuk menikah ia terima dengan satu syarat. Ia tak ingin tinggal di Moskwa sana, cukup disini saja katanya, di tanah kelahirannya. Surga dunia. Indonesia.

Selasa, 18 Oktober 2016

Good Teacher is a Good Hero

If Superman was known by people as a hero who showed his bravery and extraordinary power to help citizen, a teacher was known and respected because his work to learn and educate their students. Many people want to be like Superman in their fantasy because he looked so cool and great. But they forgot the hero in real lief . We get Superman’s exceptional action in the movie or comic but  the teacher’s work is not fiction.  Superman overcome the citizen’s problem and a teacher moreover. A teacher can make personages: doctor, police, army, scientist, architect, and much more. 

                To be a teacher is a good wish. Becoming it is needed patience, carefulness, sincerity, and creativity. Patience in facing students, sincerity in transfering knowledges, and creativity in teaching. All of them makes you a good teacher perfectly. If you want to be a teacher actually you should have a special characteristic. Based on the character, teacher was divided into several categories:

                The first is a text book-teacher who always used the text book in every teaching. Whole of the utternce and expression of him/her is based on the text book.  Basically a teacher must have reference books as material of teaching. But, a teacher also must guard the students with explaining the material to make them perfectly understand.

                The second is a researcher teacher. We can find this one in mathematical and natural sciences class. The teacher’s talk and teaching based on scientific facts. Therefore, this teacher is easy to be received and understand by her/his students. If there is a student who have a cheat with his friend or make a copy-paste from internet automatically will be known by this teacher.

                The third is a fashionable teacher. This type of teacher  always tries to be perfect in front of students. This teacher usually wear the accessories as outfit to interest students and other teachers in the college or school. 

                The fourth is an invisible teacher. This type of teacher infrequently come into the class but he/she always give some assignments for students frequently. There are two reasons why the teacher come into the class infrequently. The first he/she has an other activities out of the class and the second is laziness. It is not a good example because students could not ask questions directly when they don’t understand about the material.

                The fifth is a killer teacher. This type of teacher is very firm in teaching and scoring. Usually this teacher has many rules for students. For example: Nobody go out of the class during lesson, nobody come late into the class, nobody talk with friends during the class, and so on. Students have no bravery to collide the rules because the punishment or anger.

                The sixth is a friendly teacher. This type is usually favourited by students. This teacher has a good communication and ability to approach students. He/she can make a pleasing situation in the class so that students enjoyed and pleased during lesson, example: make a joke among his/her expalanation of material.


                That’s all types of teacher based on character. Recently, a teacher should have a good and creative performance and always up to date with many things. Reading or searching many references makes the perfection. A good teacher is who can communicate with students well and have a knowledges more than them. If you can be a good teacher, you can be a good hero equally.

Puisi: Mengeluh?



Aku kagum kepadanya...
Yang mampu:

Tersenyum saat hati getir
Bangkit walau sedang lumpuh
Berteriak walau suara serak
Tertawa walau sedang rapuh
Berlari walau kaki sakit

Bernyanyi walau tak bisa bicara
Memandang walau tak bisa melihat
Mencoba mengerti walau tuli
Bermain walau tak ada yang mengajaknya main

Kepadanya
Aku tersenyum,
Aku menunduk malu

Masihkah ada kesempatan untukku
Untuk mengeluh
Hanya karena tugas-tugas kuliahku?






Bandung, 23 Maret 2016

Puisi: Keliling Dunia




Aku punya permadani terbang
Yang siap mengantarkanku kemana saja
Aku juga punya jubah menghilang
Yang siap menyembunyikanku dimana saja

Berkat mereka...
Aku bisa merasakan dinginnya St. Bassil di Rusia
Menikmati pemandangan gadis-gadis cantik Moskwa
Menyaksikan keanggunan tari angsa

Berkat mereka...
Aku bisa melihat istana Buckingham
Memperhatikan Pangeran William sedang mencium pipi Kate
Dengan Pangeran George di pangkuan mereka

Berkat mereka...
Aku bisa menikmati angkuhnya White House
Diam-diam masuk ke dalamnya
Makan malam dengan Obama

Berkat mereka...
Aku bisa menyentuh ujung menara Eiffel
Menyaksikan pemandangan kota Paris nan Modis
Sungguh kota yang romantis


Berkat mereka...
Aku bisa berdiri diujung Pyramid
Merasakan panasnya Giza
Menikmati eksotisnya pantai Alexandria

Berkat mereka...
Aku bisa selfie dengan gajah India
Menari-nari dengan ular cobra
Oh lucunya

Berkat mereka...
Aku berdecak kagum dengan megahnya Hagia Sophia
Menatap lukisan Yesus dan kaligrafi Al-Qur’an
Dalam satu bangunan

Berkat mereka...
Aku bisa merasakan asamnya kimchi
Melihat uniknya Istana Biru
Anyeongasheo Korea


Berkat mereka...
Aku bisa melihat sakralnya Ka’bah
Meneguk segarnya air zam-zam
Oh nikmatnya sembahyang di Masjidil Haram


Dalam do’a ku berharap
“Ya Tuhan, aku bingung harus kemana lagi
Sudah banyak negeri ku lalui,
Tunjukkan aku negeri yang paling indah didunia ini.”

Seketika itu juga,
Dalam sekejap mata,
Aku berada di kamar kost ku
Di Bandung, Indonesia.



Bandung, 23 Maret 2016

English Must be Fun for Children


            Currently foreign language is not as trivial as it was formerly. Mastering it entirily is substansial thing that can make someone is looked ‘different’ from others. It can be found in job vacancy that one of the prerequirements to get the job is be able to speak English fluently. So it can be concluded that foreign language especially English is required. If this statement is allright, the matter is how far people focusing to learn English itself. Many people have their methods to overcome this matter. And one of the methods is ‘learning English from an early age’. And this role is held by parents actually. Looking many English courses in many places shows us that parents today think that is better to put their children into English course so that their children can communicate in English fluently. But the matter is all children don’t have passion as same as their parents. Some children enjoy in learning English and some children are not. So in this paper will be explained how should parents treat their children in learning English?
            “A child like as a dry sponge which was added to water, it absorbs everything." said Tanti Widya Rani, M.Psi, a psychologist in Kompasiana (2013). According to that statement can be conluded that chidren are very sensitive to every information their received either from their family, schoolmate, teacher, and everything which can give an information to them. And it is genuinely influential to their mindset. So if parents don’t use the appropriate method to child in order to be able to do something, of course it doesn’t work maximally. In this case for example, the wrong method is when parents demand their child to learn English without knowing their child’s interest and passion at first. Directing children to positive works is good, but it will be better if it is done by using the appropriate methods according to the children’s interest and passion. Children usually don’t like anything sounds serious which can make them confused and stressed. So if parent or teacher teach English to children with methods that they dislike so the information and impression which was received by them is ‘learning English is boring and annoying’. And it is not right if we blame children about this case.
            It is generally accepted that children and adults have different toughts. Therefore,  knowing what children interested and liked is the first step before demand them to learn something. It can be cloncluded that children will learn a foreign language more easily if it is integrated with another subject especially which related to their interest and passion.  
Creative method is required to make them fresh and feel fun. For instance, by studying in the park so that children can see a lot of things such as trees, flowers, butterflies, chair, people, grass, and whatever he saw in the park. So eventually a good impression is formed in the child's mind. A child think that he get lots of fun and know new things from that. When a good impression formed in child’s mind it is a good occasion to teach him English of the objects he saw in the park. Instead of feeling bored, the child even interested and enjoy it. And there are a lot of subjects can be integreted to learn English such as music, movie, game, funny pictures, and other things which are liked by children.
             Learning is the duty of a child but playing happily is their right either. A good impression will result something good. So by showing them a good impression in learning English, of course they would think that learning English is fun.
                     



Sabtu, 15 Oktober 2016

Baper? Apa yang Salah?

Pernah kalian merasakan suatu emosi karena melihat, mendengar, atau menyentuh sesuatu yang kalian suka atau sebaliknya? Dan ketika kalian melakukan ketiganya itu timbul lah emosi yang kuat dalam diri secara spontan. Ya, dewasa ini hal semacam itu dikenal keren dan gaul dengan sebutan 'baper', kata singkat dari 'bawa perasaan'. Entah siapa yang menciptakan istilah kekinian ini, yang pasti wujud kosakata 'baper' sendiri menimbulkan banyak pengaruh terutama di kalangan kawula muda (baca: remaja).

Sebagai mahasiswa sudah barang tentu saya sering mendengar istilah ini. Baper atau bawa perasaan adalah keadaan dimana seorang merasakan atau merespon sesuatu secara berlebihan. Contoh: Mahasiswi semester tiga yang mengidolakan seniornya sendiri, mahasiswa semester tujuh. Suatu hari mahasiswi tersebut berpapasan dengan kakak tingkat yang ia idolakan itu, tanpa disangka-sangka kakak tingkat itu tersenyum padanya. Sungguh sebuah moment langka baginya. Bahkan selama satu minggu mahasiswi itu selalu kepikiran tentang kejadian itu. Ia berpikir bahwa kakak tingkat itu suka padanya. Hanya karna dia tersenyum! Ya, ini lah yang disebut baper. Oh ya, ini berlaku bukan hanya ketika perasaan bahagia. Sebaliknya, ketika ada seorang karyawan yang ditegur oleh atasannya lalu karyawan tersebut memikirkan kejadian itu secara berlebih. Ia berpikir bahwa atasannya sangat membenci dirinya. Padahal belum tentu begitu, kan? Bisa saja atasannya melakukan hal itu demi kebaikan si karyawan agar bekerja lebih baik. Begitupun kasus pertama, bisa saja kakak tingkat itu hanya mencoba bersikap ramah terhadap mahasiswi tersebut.

Yang jadi masalah adalah penamaan istilah 'baper' itu sendiri. Apakah tepat? Seperti sudah saya katakan bahwa baper itu singkatan dari 'bawa perasaan'. Namun ketika kita ketahui maknanya secara general, akan terlihat ketidak cocokan antara keduanya. Antara nama dan makna itu sendiri. Setiap manusia tentu memiliki perasaan. Perasaan atau emosi merupakan bahan bakar manusia untuk mengolah pikiran menjadi sebuah sikap atau tindakan. Lalu, apa masalahnya jika bawa perasaan? Toh, perasaan pasti selalu muncul dalam benak manusia karena manusia diciptakan berperasaan bukan? Justru akan sangat aneh jika seorang manusia tidak memiliki perasaan. Jika ada manusia macam itu, pasti hilang lah akal sehatnya alias gila. Seandainya istilah ini diganti dengan 'bapeber' yang berarti 'bawa perasaan berlebih' saya rasa lebih tepat. Mengapa? Karena 'bawa perasaan' dengan 'bawa perasaan berlebih' adalah berbeda. Dengan penambahan kata 'berlebih' berarti menunjukkan ada yang tidak wajar. Bukankah segala sesuatu yang berlebihan itu tidak wajar?
Jadi siapa yang salah? Pencipta kata baper itu sendiri atau kita yang seolah-olah setuju dengan istilah ini?

Minggu, 27 Maret 2016

Keliling Dunia, yuk!



Suatu ketika saya pernah menulis status di laman facebook dengan tulisan seperti ini:

"Liburan ini mau kemana ya? Alangkah menyenangkan jika menjadi Backpacker yang bisa keliling dunia. Merasakan dinginnya St. Basil di Russia, angkuhnya white house di USA, romantisnya Paris, megahnya buckingham, lalu... Terbang ke Timur Tengah mencium aroma sakral Hajar Aswad, sujud di masjid Nabawi, melihat lukisan Perawan Maryam di Hagia Sophia, berkeringat di gurun Sahara, berfoto ria di Sphinx, dinner di Pantai Alexandria.. dan keesokan harinya terbang ke Mumbai, India. Menari-nari dengan ular kobra dan gajah India, jalan jalan di sepanjang ‘Great Wall’ di China, memetik bunga sakura di Tokyo, makan siang di Korea dan mencicipi kimchi, terbang ke Thailand demi membunuh rasa penasaran akan rasa tomyam, selfie di menara kembar Petronas, singgah ke Singapura melihat patung Merlion, dan akhirnya pulang ke tanah air menjajaki surga dunia--Terbangun dari mimpi, then trying to make the dream really happen..." 
Siapa yang tidak mau keliling dunia? Keliling dunia dan menyebarkan banyak kebaikan merupakan impian banyak orang. Dengan keliling dunia kita bisa berbagi cerita dan pengalaman kepada kawan-kawan baru di berbagai negara. Kita juga bisa mengambil nilai-nilai positif dari budaya mereka.

Siapa yang tidak mau keliling dunia? Betapa hebat orang yang pernah melakukannya. Apalagi saat ini didukung dengan sosial media yang memudahkan kita untuk berbagi pengalaman kepada teman-teman dan menunjukkan kepada mereka bahwa kita berada di negara yang berbeda. Betapa terlihat hebatnya kita!

Bahasa asing merupakan pondasi untuk meraih impian tersebut. Jika kalian mempunyai minat di bahasa pelajarilah semaksimal mungkin bahasa asing yang sangat berpengaruh di dunia. Dari mulai bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Korea, Jepang, Mandarin, dan Arab. Bahasa yang disebutkan tadi merupakan bahasa yang populer saat ini. Amerika, Inggris, Jerman, dan Prancis merupakan negara yang paling diincar untuk melanjutkan jenjang studi karena negara-negara tersebut memiliki sistem pendidikan yang sangat baik. Adapun Jepang, Korea, dan China dikenal karena ketiganya merupakan negara yang berpengaruh dalam sektor ekonomi di dunia terutama di Asia sendiri. Jika kita menguasai salah satu dari tiga bahasa tersebut maka tidak sedikit perusahaan yang akan menerima kita. Lain halnya dengan Arab, Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an. Apabila kita menguasai bahasa Arab, kita akan memahami isi Al-Qur’an dan tidak salah mengartikan kitab suci ini. Agama Islam sarat akan literatur kitab-kitab nya. Jika kita menguasai bahasa Arab, tidak akan kesulitan dalam membaca kitab-kitab tersebut.

Betapa pentingnya bahasa asing, sehingga mampu membuat kita menjadi orang yang dicari jika bisa menguasai paling tidak satu diantara dari sekian banyaknya. Jika kalian tidak suka menghafal terlalu banyak kosakata dalam bahasa yang berbeda maka kuasailah salah satu saja dari bahasa-bahasa asing yang ada. Hal yang paling mendasar dalam menguasai bahasa adalah ketertarikan terhadap bahasa itu sendiri. Bahasa menunjukkan suatu bangsa atau budaya, oleh karenanya sebut saja jika kita ingin menguasai bahasa Jepang maka buatlah hati kita merasa tertarik kepada Jepang entah itu dari bahasanya sendiri, budayanya, musiknya, karya seninya, apapun itu yang menyangkut soal Jepang. Ini juga berlaku untuk semua bahasa. Jika dalam diri kalian tertanam rasa suka dan ketertarikan maka tidaklah sulit untuk mempelajari bahasa tersebut. Jika sudah begitu maka belajar bahasa asing menjadi hal yang sangat menyenangkan bahkan menjadi sebuah kebutuhan.

Menguasai saja tidak cukup. Mengapa demikian? Karena bahasa ada untuk dipergunakan atau dipraktekkan. Jika kita mempunyai tekad untuk menguasainya maka barengilah dengan mempraktekannya di kehidupan sehari-hari. Tidak, tidak harus dengan bicara dalam bahasa asing terkait, akan tetapi kita bisa melakukan banyak eksplorasi dengan bahasa tersebut. Bahasa meliputi empat kegiatan inti yaitu berbicara, membaca, menulis, dan mendengarkan. Alangkah baiknya jika kita melakukan eksplorasi terhadap keempat kegiatan tersebut, namun jika tak memungkinkan pilihlah salah satu. Jika kalian suka ngobrol maka berbicaralah dengan bahasa asing denga memilih partner sebagai lawan bicara dan meminta dia untuk mengoreksi jika ada kesalahan. Begitu juga dengan menulis, membaca, dan mendengarkan. Kita bisa menulis artikel berbahasa Inggris di status facebook kita misalnya dan meminta teman kita untuk mengomentari status kita apakah ada susunan kata yang salah dari tulisan tersebut, jika ada maka kita bisa memperbaikinya. Kita juga bisa membaca artikel, majalah, koran berbahasa Inggris yang saat ini mudah kita temukan di internet. Dan terakhir kita bisa mendengarkan percakapan para native speaker melalui video-video yang ada di internet selain itu juga bisa melalui lagu-lagu barat yang sedang populer saat ini. Semakin sering melakukannya semakin terasah kemampuan berbahasa asing kita. Jika sudah demikian maka kita akan merasa terbiasa dan nyaman.

Lalu bagaimana dengan keliling dunia?

Semua impian dapat tercapai apabila kita mau berusaha dengan gigih demi mewujudkannya. Pepatah mengatakan “Banyak jalan menuju Roma”. Sehingga kita tak perlu khawatir jika sudah menguasai bahasa asing. Saat ini banyak sekali beasiswa dan program yang menawarkan pengalaman mengenyam pendidikan di luar negeri. Tentu saja program-program seperti ini tidak diperuntukkan untuk sembarang orang. Hanya orang-orang terpilihlah yang berhak memiliki kesempatan emas ini. Apakah kita termasuk diantaranya? Yakin saja tidak cukup. Yang terpenting adalah sejauh mana usaha kita untuk mendapatkan kesempatan itu.

Begitupun dalam dunia pekerjaan dimana orang-orang yang bisa berbahasa asing diperlakukan secara istimewa dibandingkan yang tidak. Apakah itu adil? Tentu saja, karena bisa berbahasa asing merupakan salah satu kemampuan yang sangat bemanfaat dan berpotensial sehingga membuat siapapun yang memiliki kemampuan tersebut dipandang sebagai orang yang berbeda.

Akan tetapi jangan jadikan harta atau materi sebagai prioritas utama dalam hal ini. Yang terpenting adalah pelajaran yang bisa kita ambil. Jika kita menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris tentu kita dapat berkomunikasi dengan saudara-saudara kita yang ada di berbagai belahan dunia karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Kita bisa mengobrol tentang banyak hal seperti kegiatan yang dilakukan diwaktu luang, hobi, cita-cita, pengalaman seru dan menarik, musik, dan hal-hal lainnya yang tentunya akan menjadi semacam ilmu baru sehingga kita bisa mengambil pelajaran dari situ dan mengaplikasikan ilmu baru tersebut di negeri sendiri. Selain itu kita juga bisa berbagi kepada mereka tentang banyak hal seperti bercerita kepada mereka tentang indahnya Indonesia dengan berbagai macam kekayaan didalamnya, bercerita tentang tradisi dan budaya yang ada di daerah kita, dan hal-hal lainnya yang tak kalah menarik.

Ketika kita menyerap budaya asing entah itu dari segi bahasa atau budayanya, jangan sekali-kali menjadikan negara kita sebagai kulit yang dilupakan oleh kacangnya. Kita boleh mengambil apapun yang positif dari budaya asing namun kita harus pandai memilih, memilah, dan menyesuaikan budaya tersebut dengan budaya kita sehingga tidak berbenturan. Bagaimanapun juga kita adalah bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketimuran dan memiliki norma-norma tersendiri. Oleh karena itu melupakan budaya sendiri merupakan tindakan yang tidak mencerminkan pribadi bangsa Indonesia. Jangan sampai pengaruh budaya asing merusak identitas kita sebagai warga negara Indonesia.

Carilah ilmu kemanapun kalian mau. Karena orang sukses adalah orang yang berani melakukan perjalanan panjang sejauh apapun itu. Nabi Muhammad menyuruh kita untuk menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri Cina. Beliau juga melakukan hijrah besar-besaran dari Mekkah ke Yatsrib demi memperjuangkan Islam. Ini menunjukkan bahwa diam ditempat tidak akan merubah keadaan menjadi lebih baik. Orang yang sukses adalah orang yang berani keluar dari zona nyaman dan berani menghadapi tantangan tak peduli sebesar apapun resiko yang akan dihadapi.

Masih adakah impian keluar negeri? 

Where there is a will, there is a way
Idzaa shadaqa al 'azmu, wadhaha assabiilu

Kamis, 28 Januari 2016

Kata-Kata Gaul dan Kekinian dalam Bahasa Inggris, nih!

Kalian anak gaul? kekinian? so pasti suka ngomong pake istilah-istilah yang lagi ngetrend, kan? misalnya kayak baper, alay, galau, kudet, dll... 
Gatau bahasa Inggrisnya? Wah jangan sampe kudet deh... Biar lebih keren dibanding temen-temen yang lain, coba deh istilah-istilah gaulnya pake bahasa Inggris. 
Tenang pemirsa, dibawah ini ada istilah-istilah gaul dan kekinian dalam bahasa Inggris yang lagi ngetrend. So cekidot!


#Alay/Lebay/Berlebihan
1. Jangan alay, ah! : Don't react too much!
2. Dia mah lebay      : He is overacting/exaggerating

#Ababil (ABG Labil)
1. Dia mah masih ababil: She is gullible teenager.
2. Jangan kayak ababil, donk!: Don't be like an unstable teenager!
3. Dasar pelajar ababil. Kerjaannya tawuran melulu: What an unstable student! They're always fighting to each others.
4. Gila lo, bikin status FB kayak gituan? Udah kayak ababil aja: You're nuts. You made such an FB status? just like an unstable teenager.

#Agan
1. Hai gan, kemana aja lo? : Hi pal, where have you been?
2. Hai gan, lama gak ketemu nih : Hi dude, long time no see.

#Boam (Bodo Amat)
1. Boam deh. Itu mah bukan urusan gue: I don't care, it's none of my business.
2. Boam dah sama semua yang lo omongin: The hell with whatever you say.
3. Boam sama cewek itu. Emangnya gua pikirin!: I don't care with that girl. I never think of her.

#Capcus
1. Capcus ya: Quickly / Hurry up / shake it up.
2. Yuk ah, capcus!: Let's go immediately!
3. Ayolah capcus!: Come on !
4. Capcus donk! dah hampir telat nih: Hurry up, please! it's almost late.
5. Capcus donk! mereka udah nunggu tuh: Please make a haste. They are waiting.

#Cetar
1. Digituin aja biar cetar: Do it way, so it look suprising.
2. Kurang cetar ah: It's not bombastic enough.
3. Gila! cetar banget: Wow! it's so amazing.

#Baper
1. Gausah baper deh: Don't take it into your heart!
2. Dia mah orangnya baperan: She is a very sensitive girl. 

#Masbuloh (Masalah Buat Loh?)
1. Terus, masbuloh gitu?: So, is that a problem for you?
2. Kalo gue gak bisa maenin game ini kenapa emangnya? Masbuloh?: If I can't play this game, so what? Is that a problem for you?

#Mager (Males Gerak)
1. Lagi mager nih: I am so lazy to do anything.

#Ciyus (Serius)
 1. Ciyus loe?: Are you serious?
 2. Gue ciyus nih: I mean it.
#Curcol (Curhat Colongan)
1. Dia sering curcol sama gue: He often confides in me secretly.
2. Lagi curcol ya?: Are you sharing your feelings secretly?

#Galau
1. Udah, gak usah galau gitu!: Come on, don't let it make you down!
2. Lagi galau nih: I am upset / I am feeling blue.
3. Dia bikin gue galau: She makes me feel blue.
4. Apa yang bikin lo galau? What has made you anxious?
5. Buat yang lagi galau, waktunya senang-senang nih!: For those who are upset, it's time to have fun!

#Geje (Gak Jelas)
1. Jadi orang jangan geje, donk!: Don't be a lenient person!
2. Geje ah!: It's absurd!
3. Bener-bener geje!: It's completely unclear!
4, Orang itu geje banget sih!: He is so annoying!

#Kece
1. Cowok itu kece banget sih: That boy is so cute / handsome!
2. Biar kece, lo harus pake ini deh: To look stunning, you have to wear this.
3. Kalau gitu caranya, ga kece kan?: If that's the way, it isn't cool, is it?
4. Itu kece banget!: It's awesome!


#Kepo
1. Dia tuh orangnya kepo banget, nanya melulu: She is a nosy parker, always asking too many questions.
2. Jangan kepo!: Don't ask too many questions! / Don't be anxious!

#Kudet (Kurang Update)
1. Aku tuh agak kudet: I am not really updated.

#Lemot
1. Jaringannya lemot banget!: The internet connection is so slow!
2. Dasar lemot!: Snail!
3. Jadi orang jangan lemot, donk!: Don't be a slow person!

#Lola
1. Orangnya agak lola: It's hard to him to understand things quickly.
2. Nyebelin banget! internetnya lola: It really sucks! The internet loading process is so slow.
3. Lola banget lo! dari tadi gak ngerti-ngerti gue ngomong apa: You're so slow. I have talked you again and again, but you don't get the point.

#Narsis
1. Jangan narsis deh!: Don't admire yourself too much!
2. Dasar narsis!: You're such a narcissist!
3. Dia mah narsis abis: She is so narcissistic.

#Pe'a (Pendek Akal)
1. Dia pea banget sih: He's moron.
2. Pea lo!: You're moron! / You're stupid! / You're idiot!
3. Siswa baru itu kayaknya pea deh: That new students seems stupid.

#PW (Posisi Wuenak)
1. Aku gak mau pindah, udah pw di Bandung: I don't wanna move. I've already got a comfortable life in Bandung.
2. Dia mah udah pw: He's got a good position / job.

#Rempong
1. Pokoknya rempong deh!: It's so complicated!
2. Cewek itu rempong banget dah!: That girl is so difficult.
3. Aduh, rempong banget sih ngeliat lo bawa belanjaan banyak gitu: It's so disturbing to see you with all your stuffs.

#Sotoy
1. Jangan sotoy!: Don't be a smart ass!
2. Dia agak sotoy orangnya: He acts as if he knows everything.
3. Lo tau darimana? Sotoy lo!: How did you know it? You're such a know-it-all.
4. Gua gak suka cewek itu. Sotoy banget: I don't like that girl. A sort of smart aleck.
#Suka Ngadu
1. Dia suka ngadu ke guru. Nyebelin!: She often has a bone to pick with the teacher. Really annoying!
2. Dia sukanya ngadu domba: He always plays one against the other.

#Termehek-Mehek
1. Dia bikin kamu termehek-mehek ya?: He makes you crazy, doesn't he?
2. Jadi termehek-mehek: It makes me deeply touched.
3. Liat anak kecil itu! Dia dah nangis termehek-mehek lama banget: Look at that kid! he's cried for such a long time.

#Spik (Omong Kosong)
1. Itu mah cuma spik: It's only bullshit.
2. Dia tuh cuma spik aja: He only lies / He is not really serious.
3. Lo bilang punya 5 pacar? spik banget!: You said you have 5 girlfriends? A big liar!
  
#Unyu
1. Bayinya unyu banget: The baby's so cute.
2. Dia tuh orangnya unyu banget: He is such a funny guy.
3. Dia masih unyu-unyu: She's so young.

#Woles
1. Woles aja deh: Just relax.
2. Dia tuh orangnya woles banget: He's so easygoing.
3. Gak usah cemas bro, woles ajalah: Don't worry, dude, just stay cool.
4. Woles aja! dia udah gak bete lagi sama kamu kok: Take it easy, man! She is not mad at you anymore.

Rabu, 20 Januari 2016

8 Cara Ampuh Menghilangkan Rasa Bosan

Setiap orang pernah ngerasain puncaknya rasa jenuh alias bosen banget. Gua sering banget ngalamin kayak gini. Dalam beberapa kasus, rasa bosen itu diakibatkan aktivitas kita sehari-hari yang itu-itu aja alias monoton. Gua juga gitu kok...

Sebelumnya gua mau ngasih gambaran dulu kalo gua ini mahasiswa Sastra Inggris di salah satu Universitas Negeri di Bandung yang setiap hari ga lepas dari yang namanya tugas. Pokonya tugas itu udah kayak jajanan sehari-hari. Tipikal tugas yang dikasih dosen itu: 
1. Banyak
2. Berlembar-lembar
3. Syaratnya macem-macem
4. Kebanyakan full English
5. Nyusahin mahasiswa
Yaa.. itulah pokoknya.

Disini gua bukannya benci dengan status gua sebagai mahasiswa ya.. Tapi gua ngerasa jenuh aja sama rutinitas gua sehari-hari yang itu-itu melulu.
Untungnya gua kebantu sama UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang gua ikutin. Iya, gua anggota PSM (Paduan Suara Mahasiswa) yang setiap malemnya latihan terus (kecuali weekend). Tapi ga selamanya ikut kegiatan ini membunuh rasa bosan, emang gua disini dapet banyak ilmu dan pengalaman (tampil di event-event internal dan eksternal kampus, ikut perlombaan, dll) namun disisi lain dengan padatnya jadwal (siang ngampus, malem latihan padus) bikin gua capek dan keteteran dalam beberapa hal. Yang paling kerasa itu manajemen waktu. Gua harus ngatur sedemikian rupa kapan gua ngerjain tugas, kapan gua rapat organisasi PSM, kapan gua latihan PSM, kapan gua ngelakuin hal-hal privasi, kapan gua nyuci baju, kapan gua nyetrika baju, kapan gua refreshing. Yang terakhir bahkan hampir gak ada dalam kamus kehidupan gua (ciye elah). Tapi emang kenyataan lho!

Dan ternyata rasa bosan yang berkelanjutan ini merupakan ancaman serius, guys!
menurut salah satu artikel yang gua baca di tempointeraktif.com, para peneliti mengungkapkan bahwa seseorang yang mengeluh bosan beresiko mati muda dan mereka yang mengalami kebosanan tingkat tinggi lebih beresiko meninggal karena penyakit jantung atau stroke dibanding mereka yang puas dengan nasib mereka. Wah ternyata efek sampingnya serem banget ya, ckckck...

Sebagai manusia yang dianugerahi dengan akal dan pikiran sudah meenjadi kewajiban kita untuk memecahkan setiap masalah yang kita hadapi, bukan menghindarinya. Setiap masalah memiliki jalan keluar begitu pun dengan rasa bosan yang acapkali dirasakan oleh kita. Lalu bagaimana cara mengatasinya?


1. Merenung dalam Diam

Coba luangkan waktu sedikit saja untuk merenung dan buatlah pertanyaan apa saja menyangkut diri kita seperti apa yang sudah kita perbuat terhadap diri sendiri dan orang-orang disekitar kita. Apakah kita sudah melakukan hal-hal yang baik kepada mereka? atau justru sebaliknya? apakah keberadaan kita berdampak positif bagi orang-orang di sekitar kita? atau malah sebaliknya? coba renungkan hal-hal semacam ini. Buat pertanyaan sebanyak mungkin setelah itu jawablah pertanyaan itu dengan jujur tanpa ada yang ditutup-tutupi.


2. Lakukanlah Segala Sesuatu Semata-mata hanya untuk Mengharap Ridho-Nya

Janganlah merasa diri kita yang paling hebat sehingga segala sesuatu yang kita lakukan hanya ditujukan untuk kepentingan pribadi. Contoh, saya belajar dengan giat karena saya ingin mendapat nilai paling bagus di kelas. Hal ini memang tidak salah, namun alangkah lebih baiknya jika niat kita belajar hanya untuk mengharap ridho Tuhan, sehingga apa pun hasilnya kita terima dengan lapang dada, namun bukan berarti kita pasrah begitu saja. Ingat! Tuhan menganugerahkan kita akal dan tubuh yang sehat bukan untuk bermalas-malasan!


3. Lakukan Hal Baru

Hal utama yang membuat kita selalu merasa bosan adalah keseharian kita yang diisi dengan hal-hal yang sama setiap harinya. Sehari-hari melakukan aktivitas yang itu-itu saja membuat kita selalu merasa bosan. Karena itu, coba lakukan hal baru. Hal baru yang dimaksudkan disini adalah hal yang sebelumnya tidak biasa Anda lakukan. Misalnya, keseharian Anda yang lebih sering diisi dengan kesibukan sekolah/kuliah dengan aktivitas harian lainnya yang sudah menjadi ‘jadwal’ tetap keseharian Anda, tambahkan hal baru ke dalam jadwal harian Anda yang senang Anda lakukan. Contohnya seperti menambahkan jadwal untuk sekedar ber-olahraga ringan seperti jogging atau pun senam setiap pagi sebelum Anda memulai aktivitas atau pun setiap sore setelah Anda pulang dari sekolah atau pun kampus. Intinya, lakukan hal baru yang Anda suka dan mampu Anda lakukan dalam keseharian Anda untuk mengatasi rasa bosan dalam keseharian Anda.

4. Kembangkan Bakat yang Kita Miliki

Kebanyakan kita mungkin tidak tahu betul apa-apa saja bakat yang sebenarnya telah tumbuh dalam diri kita. Misalnya bakat dalam ber-olahraga, bakat dalam bermusik, menulis, melukis, dan sebagainya. Mungkin dari semua yang telah disebutkan tadi, Anda pasti menyukai dan mampu melakukan salah satu atau beberapa dari hal-hal tersebut. Kalau Anda suka dan mampu bermain gitar, kembangkan-lah bakat Anda dalam bermain gitar atau mungkin dalam hal bermusik lainnya. Misalnya Anda suka dan mampu bermain sepakbola, menulis di blog, melukis pemandangan, membuat robot, dan sebagainya maka kembangkan-lah hal-hal tersebut karena mungkin disitu-lah bakat Anda. Jadi, kembangkan bakat yang ada dalam diri Anda sehingga Anda menjadi terbiasa dan mungkin ahli dalam setiap bakat yang Anda punya. Kembangkan bakat yang ada dalam diri Anda dapat mengatasi rasa bosan yang Anda alami dalam keseharian.


5. Cari Suasana Baru

Suasana yang begitu-begitu saja merupakan salah satu penyebab utama timbulnya rasa bosan. Cari suasana baru misalnya pergi ke tempat-tempat yang sebelumnya jarang atau tidak pernah Anda kunjungi sebelumnya. Suasana baru sangat dapat diharapkan dan menjadi salah satu cara untuk mengatasi rasa bosan. Suasana baru dapat menyegarkan pikiran, memberikan ketenangan dan kenyamanan, serta segala hal lain yang membuat keseharian kita lebih bervariasi ketimbang melakukan aktivitas yang sama setiap harinya. Cari suasana baru merupakan cara lain dalam mengatasi rasa bosan yang ada.


6. Jangan Tinggalkan Hobi

Kita semua pasti memiliki hobi. Apapun hobi yang kita punya pasti merupakan hal yang kita sukai. Agar Anda tidak merasakan kebosanan dalam aktivitas-aktivitas harian Anda, jangan pernah tinggalkan hobi Anda. Hobi yang kita punya adalah ‘sarana’ untuk mendapatkan kesenangan dan pasti enjoy dengan hobi yang kita punya. Bila Anda hobi dengan bermain musik, maka bermain musik-lah apapun jenis musik dan alat musik yang Anda sukai. Bila Anda hobi ber-olahraga, lakukan-lah olahraga apapun yang Anda sukai dan jangan tinggalkan hobi yang Anda punya asal jangan hobi dalam hal yang negatif dan melanggar aturan. Cara lain dalam mengatasi rasa bosan dapat Anda lakukan dengan hobi-hobi yang Anda punya dan jangan tinggalkan hobi-hobi Anda tersebut.


7. Cintai Aktivitas yang dilakukan

Kadang kita merasa bosan menjalani aktivitas karena kita tidak mencintai aktivitas yang dilakukan. Kadang kita melakukan aktivitas karena ada kata ‘terpaksa’ dalam pelaksanaannya. Aktivitas dapat terasa menyenangkan bila kita menyukai apa yang kita lakukan. Maka, cintai aktivitas yang dilakukan. Mencintai aktivitas yang dilakukan berarti kita senang dan nyaman dalam menjalani setiap aktivitas dalam keseharian kita. Kata ‘bosan’ itu pun dapat diatasi bahkan dilenyapkan bila kita bisa mencintai aktivitas yang kita lakukan. Senang dengan aktivitas yang dilakukan, nyaman dengan aktivitas tersebut, dan bangga dengan aktivitas yang dilakukan berarti kita tidak akan bosan dengan aktivitas keseharian kita. Dengan mencintai aktivitas yang dilakukan berarti kita mampu mengatasi rasa bosan.


8. Bersyukur dan Bertaubat

Seringkali kita lupa bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dan kita miliki semuanya terjadi karena kehendak Tuhan. Juga betapa lalainya kita sehingga sering melakukan hal-hal yang dilarang olehNya. Oleh karena itu, perbanyak rasa syukur dan bertaubat adalah cara ampuh untuk mengatasai kegelisahan yang kita rasakan disaat bosan dan jenuh. Jangan sampai rasa bosan itu menjerumuskan kita kepada hal-hal yang negatif. 

Semoga rasa bosan teman-teman menjadi sebuah cambukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Jangan lupa tersenyum dan selalu tebarkan aura positif kepada orang-orang di sekitar kita! Keep calm and enjoy your life... :)